SHARING IS GIVING WITHOUT LOSING

THAANKS FOR VISITING

FAMILLY IS THE BEST ENERGY

KRAKAL BEACH AT 6.00 AM , THANKS FOR COMING IN MY LITTLE PATH

GUIDANCE AND COUNNSELING 2014

Selasa, 27 Oktober 2015

PENDEKATAN KOMPREHENSIP UNTUK PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN BERWAWASAN KEBANGSAAN OLEH ARIF ROHMAN

A. PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER 
Berdasarkan Komitmen nasional UU 20/2003 Pasal 3 (1) Manusia berkarakter Indonesia dapat dimpulkan jika manusia yang berkarakter yaitu manusia yang bermartabat dalam segalahal ( taat kepada tuhannya, bertanggungjawab terhadap dirinya, patuh terhadap norma, menggembangkan segala kemampuan diri dll ) syang demikian juga untuk masa depan yang baik, entah untuk dirinya sendiri amupun untuk kemajuan negaranya.

B. REALITAS KONTRADIKTIF
Disini ada dua problem yaitu mengenai Problem sosial (kesenjangan sosial, kepadatan lalu lintas, merebaknya individualisme dan apatisme, konflik antar kampung, dan lain-lain) dan problem moral (Merajalelanya korupsi, erosi moral, pelanggaran disiplin, beredarnya narkoba, mutilasi, dll ) Berdasarkan catatan Komnas Anak Indonesia: Tahun 2013, anak Indonesia yg terjerat hukum 730 kasus dan tahun 2014 menjadi 1.951 kasus. Diantaranya kasus pencurian, kekerasan, perkosaan, narkoba, perjudian, dan penganiayaan.

C. KASUS DI NEGARA MAJU
Bukan hanya di Indonesia tp kasus ini juga terjadi pada Negara majuyaitu Amerika Serikat yang mengalami Setiap tahunnya hampir 1 juta remaja putri di bawah usia 20 tahun mengalami kehamilan, 1 dari 4 remaja yg aktif secara seksual terkena infeksi penyakit akibat seks bebas seperti chlamydia, gonorrhea, herpes dan genital warts, dan masih banyak kasus lainnya. Banyak sekali Aneka problem sosial dan moral mengalami peningkatan intensif dan massif yang Menyebabkan cemas banyak pihak, terutama bagi para pendidik dan pengambil kebijakan di Indonesia, dan ini bisa disimpulkan jika Kemerosotan sosial dan moral memperjelas adanya persoalan karakter bangsa.

Ada salah satu pertanyaan yang menarik dari pembicara yang coba dijawab oleh salah satu guru pendamping dari salah satu sekolah di Yogyakarta, Pertanyaannya adalah : Mengapa terjadi melemahnya karakter bangsa? Adakah yg salah dalam pendidikan karakter bangsa kita? Dan beliau menjawab dengan gamblang jika ada 3 hal yang factor seoarang anak menjadi baik dan ataupun tidak baik mengenai karakternya, factor tersebut adalah factor keluarga,sekolah dan lingkungan dimana ia tinggal. Jika salah satu dari ketiga factor itu tidak bisa diatasi makan anak tersbut akan menjadi buruk, selain itu beliau juga menjelaskan jika, cara mendidik anak di jaman dahulu, tidak bisa diterapkan dengan cara mendidik anak dizaman sekarang ini, karena apa???? Zaman, era, globalisasi, iptek sangat berkembang sangat cepat sehingga anak – anak mau tidak mau pasti akan mengikuti perbuahan- perbuhan tersebut dan dengan alas an itu pula orang tua harus bisa dengan tepat mendidik anaknya dengan baik sesuai dengan perkembangan yang terjadi.

D. KARAKTER DAN PENDIDIKAN KARAKTER
Karakter adalah serangkaian attitudes, motivasi perilaku dan skills. Dan Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasikan nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil Indonesia.

E. CHARACTER BUILDING
Karakter bangsa sebagai perilaku moral diperlukan adanya interaksi dgn menggunakan teknologi modern agar mampu melakukan interaksi lintas budaya utk memperoleh multiperspektif.

F. NILAI KARAKTER DALAM HUBUNGANNYA DENGAN DIRI SENDIRI, DENGAN SESAMA DAN LINGKUNGAN
Dengan diri sendiri yaitu Berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, Kemandirian, Keingintahuan, Ketangguhankejujuran, Rasa bertanggungjawab, Bergaya hidup sehat, Kedisiplinan, Kerja Keras, Rasa percaya Diri, Berjiwa wirausaha, Cinta Ilmu, Keberanian mengambil resiko dll. Dengan orang lain yaitu Santun, Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, Kepatuhan aturan-aturan sosial, Menghargai karya dan prestasi orang lain, Demokrasi. Dengan Lingkungan yaitu mencegah kerusakan lingkungan alam sekitar, Berupaya memperbaiki kerusakan alam dan Selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masy yang membutuhkan.

PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF MILITER

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002 : 263)

 A. PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM
Ciri Sistem Pendidikan ada 3 tahapan yaitu input, proses pendidikan itu sendiri dan Output. Yang mempunyai tujuan, hakikatnya dalam proses pendidikan itu sendiri siswa mampu mendapatkan semua pelajaran dan ilmu yang bersifat akademik maupun non akademik sehingga melahirkan lulusan – lulusan yang baik dan siap menjadi generasi muda yang hebat untuk negaranya. Pendidikan sebagai suatu sistem memiliki banyak komponen. Komponen tersebut merupakan suatu kesatuan yg dinamis, fungsional saling terkait dan penunjang mencapai suatu tujuan.

B. PENGERTIAN KURIKULUM
Berdasarkan UU SISDIKNAS NO.20, TAHUN 2003 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

C. KURIKULUM PENDIDIKAN MILITER TRISAKTI VIRATAMA
(Tanggap Tanggon Trengginas): 1. Tanggap berarti cerdas dalam melihat dan membaca situasi shg cepat dan tepat dalam bertindak sesuai moralitas. 2. Tanggon berarti dpt diandalkan, ulet dan tahan uji serta pantang menyerah dalam menjalankan tugas. 3. Trengginas berarti tangkas dalam bertindak dan berolah pikir ditunjukkan dengan kesamaptaan jasmani yang prima.

D. MORALITAS PENDIDIKAN MILITER
Tanggung jawab (responsibility), Disiplin (diciplinary), Peduli (care), Penghormatan/Harga diri (respect), Jujur (honest), Cinta Tanah Air (patriotism), Berani berkorban (sacrifice), Pantang menyerah, Membela kebenaran

E. CIRI PENDIDIKAN MILITER
Keras: Mensyaratkan kesamaptaan jasmani yg prima, Tegas: Taat pada komitmen sesuai dengan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, Agar anak didik memiliki sikap disiplin, ulet, berani dan pantang menyerah sehingga mampu menjaga kehormatan serta martabat tercermin dalam sikap dan perbuatan demi bangsa/negara.

F. PELAKSANA PENDIDIKAN MILITER
Dosen (guru militer/sipil yang bertugas mengajarkan ilmu dasar dan majoring). Instruktur/pelatih (militer/sipil yg bertugas mengajarkan ilmu kepelatihan/keterampilan lapangan), Pengasuh (militer/sipil yang bertugas mengajarkan ilmu karakter dan moralitas baik umum maupun religius). Kurikulum pendidikan militer disusun sesuai dengan kebutuhan pada strata tamtama, bintara dan perwira serta korp/kecabangan tertentu. Pendidikan yang bersifat militeristik tidak sesuai jika dipraktekkan oleh institusi lain selain militer .

Rabu, 29 April 2015

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

1. MODEL LINIER 
Menurut saya, ini merupakan pesan dikirimkan oleh suatu sumber melalui penerima dengan melalui saluran. Sumber dari tersebut bisa berupa asal ataupun pengirim pesan. Sedangkan pesan yang dikirim  dapat berupa kata-kata, suara, tindakan, atau gerak-gerik dalam sebuah interaksi.

Contohnya:
a. Seorang ayah yang sedang memberikan nasihat kepada anaknya yang berbuat salah
b. Atasan atau manager yang memarahi anak buahnya karena suatu kesalahan yang dilakukan.

2. MODEL INTERAKSIONAL
Menurut saya model ini merupakan komunikasi dua arah di antara para komunikan dan komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain. Patut dicatat bahwa dalam model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.
Contoh :
a. Anda adalah seorang dosen di suatu universitas. Model komunikasi interaksional akan terlihat mana kala Anda sedang mengajar dikelas. Ketika anda mengajar, Anda sedang member informasi kepada mahsiswa, artinya Anda berperan sebagai pengirim pesan dan murid Anda sebagai penerima pesan saat itu. Gerakan anggukan dan sahutan dari murid Anda-lah yang disebut umpan balik. Dari berbagai ekspresi yang mereka gambarkan akan membantu Anda untuk mngetahui sejauh mana penjelasan Anda ditangkap oleh para murid. Namun saat diskusi tiba, ketika salah satu murid memberi pendapat maka dia berperan sebagai komunikator dan Anda sebagai komunikan. Begitu seterusnya terjadi sehingga komunikasi akan terus selalu berjalan.

b. Ani adalah teman sekelas Beni, dan mereka berdua tergabung dalam sebuah kelompok untuk mengerjakan mata kuliah ekonomi. Saat hari dimana kelompok mereka harus presentasi, Beni tidak hadir tanpa keterangan yang jelas. Padahal Beni bertugas membuat power point untuk presentasi. Ketidakhadiran Beni membuat presentasi menjadi kacau dan akhirnya batal. Kemudian keesokan harinya Ani menegur Beni dengan nada yang marah, melimpahkan semua kesalahan kepada Beni tanpa mau mendengar penjelasan Beni terlebih dahulu. Lalu Beni meminta maaf kepada Ani atas perbuatannya, dan ia pun mencoba menjelaskan alasan logis mengapa ia tidak hadir saat presentasi. Namun Ani tidak peduli dengan segala alasan yang Beni lontarkan, melihat tanggapan Ani yang semakin ketus, maka Beni menjadi naik darah sehingga nada bicaranya meninggi. Mendengar jawaban Beni dengan nada membentak membuat Ani semakin marah, kemudian pergi meninggalkan Beni dengan emosi meluap-luap. Melihat Ani pergi begitu saja tanpa adanya penyelesaian terhadap masalah tersebut, membuat Beni semakin marah hingga ia menendang kursi.

3. MODEL TRANSAKSIONAL
Menurut saya Model ini menitik beratkan bahwa pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal.
Contoh :
a. Saat mendengar teman baik kita curhat karena ada masalah, kita merespon dengan menganggukkan kepala pertanda mengerti apa yang ia rasakan dan sesekali memluknya ketika ia mulai terisak.

b. Ketika seorang teman anda sedang menceritakan pengalamannya sebagai dokter ahli jantung. Anda yang berprofesi sebagai pemadam kebakaran mungkin merasa kesulitan memahami kata-kata teman anda, anda hanya diam mendengarkan sambil mengerutkan dahi. Melihat ekspresi anda yang seperti itu, kemungkinan teman anda akan menjelaskan kata-kata sulit tersebut kemudian meneruskan pembicaraan. Dalam pembicaraan anda dan teman anda terjadi pertukaran tidak hanya elemen verbal tetapi elemen nonverbal juga. Disini elemen nonverbal memiliki kedudukan sama pentingnya dengan elemen verbal.

Senin, 13 April 2015

Tugas Komunikasi Antar Pribadi

1. Yang mendorong kita untuk berkomunikasi adalah : 
Menurut pendapat saya, Adanya keinginan dalam diri seorang komunikator untuk berkomunikasi, banyak sekali penyebab atau alasannya entah itu karena adanya permasalahan yang ingin disampaikan dan diselesaikan, tidah ingin terasing atau terisolasi dari lingkungan disekitarnya, keinginan untuk mendapatkan teman, dapat memperoleh hiburan atau menghibur orang lain. Dapat mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang yang dirasakan, dan dapat mengisi waktu luang yang ada dengan berkomunikasi, dll. Banyak sekali yang mendorong kita untuk berkomunikasi dan semuanya tergantung dan kembali kepada individu masing – masing, dan tergantung dari apa keperluannya untuk melakukan komunikasi.

2. Manfaat dari komunikasi yang kita peroleh : 
Menurut pendapat saya, banyak sekali manfaat – manfaat yang kita peroleh dari sebuah komunikasi, entah itu dari pihak komunikan maupun komunikator itu sendiri, salah satu manfaatnya adalah Kita bisa mengetahui, memahami semua informasi yang diperlukan, yang terpenting adalah mempererat tali persaudaraan antar pribadi, orang lain seperti kelompok, golongan, bangsa dan Negara, selain itu dengan berkomunikasi juga bermanfaat bagi organisasi atau kelompok guna melakukan dan menciptakan kerjasama yang baik dan berkomunikasi juga berguna untuk mengambil keputusan yang tepat dll. 

3. Sejauh mana komunikasi memberikan andil kepada keberhasilan proses konseling ?
Peran komunikasi sangatlah vital dalam menentukan keberhasilan sebuah proses konseling, mengapa demikian ? menurut pendapat saya pribadi, karena dengan berkomunikasi seorang konselor ataupun konseli, mampu memulai pembahasan dan percakapan, entah itu untuk keperluan bimbingan, sekedar curhat, maupun dalam proses konseling si konseli. Setelah komunikasi yang efektif dari kedua pihak itu berlangsung, kemudian akan muncul apa saja permasalah yang dihadapi konselinya. Dan si konselor pun tau, apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara memecahkan masalah tersebut. Perlu digaris bawahi, jika peran komunikasi sangan penting, jika tidak ada komunikasi yang efektif dari kedua belah pihak, maka tidak akan pernah ada keberhasilan pemecahan masalah dari suatu proses konseling itu sendiri.



 Tri Novitasari ( 5141211009 )