SHARING IS GIVING WITHOUT LOSING

THAANKS FOR VISITING

FAMILLY IS THE BEST ENERGY

KRAKAL BEACH AT 6.00 AM , THANKS FOR COMING IN MY LITTLE PATH

GUIDANCE AND COUNNSELING 2014

Rabu, 29 April 2015

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

1. MODEL LINIER 
Menurut saya, ini merupakan pesan dikirimkan oleh suatu sumber melalui penerima dengan melalui saluran. Sumber dari tersebut bisa berupa asal ataupun pengirim pesan. Sedangkan pesan yang dikirim  dapat berupa kata-kata, suara, tindakan, atau gerak-gerik dalam sebuah interaksi.

Contohnya:
a. Seorang ayah yang sedang memberikan nasihat kepada anaknya yang berbuat salah
b. Atasan atau manager yang memarahi anak buahnya karena suatu kesalahan yang dilakukan.

2. MODEL INTERAKSIONAL
Menurut saya model ini merupakan komunikasi dua arah di antara para komunikan dan komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain. Patut dicatat bahwa dalam model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.
Contoh :
a. Anda adalah seorang dosen di suatu universitas. Model komunikasi interaksional akan terlihat mana kala Anda sedang mengajar dikelas. Ketika anda mengajar, Anda sedang member informasi kepada mahsiswa, artinya Anda berperan sebagai pengirim pesan dan murid Anda sebagai penerima pesan saat itu. Gerakan anggukan dan sahutan dari murid Anda-lah yang disebut umpan balik. Dari berbagai ekspresi yang mereka gambarkan akan membantu Anda untuk mngetahui sejauh mana penjelasan Anda ditangkap oleh para murid. Namun saat diskusi tiba, ketika salah satu murid memberi pendapat maka dia berperan sebagai komunikator dan Anda sebagai komunikan. Begitu seterusnya terjadi sehingga komunikasi akan terus selalu berjalan.

b. Ani adalah teman sekelas Beni, dan mereka berdua tergabung dalam sebuah kelompok untuk mengerjakan mata kuliah ekonomi. Saat hari dimana kelompok mereka harus presentasi, Beni tidak hadir tanpa keterangan yang jelas. Padahal Beni bertugas membuat power point untuk presentasi. Ketidakhadiran Beni membuat presentasi menjadi kacau dan akhirnya batal. Kemudian keesokan harinya Ani menegur Beni dengan nada yang marah, melimpahkan semua kesalahan kepada Beni tanpa mau mendengar penjelasan Beni terlebih dahulu. Lalu Beni meminta maaf kepada Ani atas perbuatannya, dan ia pun mencoba menjelaskan alasan logis mengapa ia tidak hadir saat presentasi. Namun Ani tidak peduli dengan segala alasan yang Beni lontarkan, melihat tanggapan Ani yang semakin ketus, maka Beni menjadi naik darah sehingga nada bicaranya meninggi. Mendengar jawaban Beni dengan nada membentak membuat Ani semakin marah, kemudian pergi meninggalkan Beni dengan emosi meluap-luap. Melihat Ani pergi begitu saja tanpa adanya penyelesaian terhadap masalah tersebut, membuat Beni semakin marah hingga ia menendang kursi.

3. MODEL TRANSAKSIONAL
Menurut saya Model ini menitik beratkan bahwa pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal.
Contoh :
a. Saat mendengar teman baik kita curhat karena ada masalah, kita merespon dengan menganggukkan kepala pertanda mengerti apa yang ia rasakan dan sesekali memluknya ketika ia mulai terisak.

b. Ketika seorang teman anda sedang menceritakan pengalamannya sebagai dokter ahli jantung. Anda yang berprofesi sebagai pemadam kebakaran mungkin merasa kesulitan memahami kata-kata teman anda, anda hanya diam mendengarkan sambil mengerutkan dahi. Melihat ekspresi anda yang seperti itu, kemungkinan teman anda akan menjelaskan kata-kata sulit tersebut kemudian meneruskan pembicaraan. Dalam pembicaraan anda dan teman anda terjadi pertukaran tidak hanya elemen verbal tetapi elemen nonverbal juga. Disini elemen nonverbal memiliki kedudukan sama pentingnya dengan elemen verbal.

Senin, 13 April 2015

Tugas Komunikasi Antar Pribadi

1. Yang mendorong kita untuk berkomunikasi adalah : 
Menurut pendapat saya, Adanya keinginan dalam diri seorang komunikator untuk berkomunikasi, banyak sekali penyebab atau alasannya entah itu karena adanya permasalahan yang ingin disampaikan dan diselesaikan, tidah ingin terasing atau terisolasi dari lingkungan disekitarnya, keinginan untuk mendapatkan teman, dapat memperoleh hiburan atau menghibur orang lain. Dapat mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang yang dirasakan, dan dapat mengisi waktu luang yang ada dengan berkomunikasi, dll. Banyak sekali yang mendorong kita untuk berkomunikasi dan semuanya tergantung dan kembali kepada individu masing – masing, dan tergantung dari apa keperluannya untuk melakukan komunikasi.

2. Manfaat dari komunikasi yang kita peroleh : 
Menurut pendapat saya, banyak sekali manfaat – manfaat yang kita peroleh dari sebuah komunikasi, entah itu dari pihak komunikan maupun komunikator itu sendiri, salah satu manfaatnya adalah Kita bisa mengetahui, memahami semua informasi yang diperlukan, yang terpenting adalah mempererat tali persaudaraan antar pribadi, orang lain seperti kelompok, golongan, bangsa dan Negara, selain itu dengan berkomunikasi juga bermanfaat bagi organisasi atau kelompok guna melakukan dan menciptakan kerjasama yang baik dan berkomunikasi juga berguna untuk mengambil keputusan yang tepat dll. 

3. Sejauh mana komunikasi memberikan andil kepada keberhasilan proses konseling ?
Peran komunikasi sangatlah vital dalam menentukan keberhasilan sebuah proses konseling, mengapa demikian ? menurut pendapat saya pribadi, karena dengan berkomunikasi seorang konselor ataupun konseli, mampu memulai pembahasan dan percakapan, entah itu untuk keperluan bimbingan, sekedar curhat, maupun dalam proses konseling si konseli. Setelah komunikasi yang efektif dari kedua pihak itu berlangsung, kemudian akan muncul apa saja permasalah yang dihadapi konselinya. Dan si konselor pun tau, apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara memecahkan masalah tersebut. Perlu digaris bawahi, jika peran komunikasi sangan penting, jika tidak ada komunikasi yang efektif dari kedua belah pihak, maka tidak akan pernah ada keberhasilan pemecahan masalah dari suatu proses konseling itu sendiri.



 Tri Novitasari ( 5141211009 )